musisi indonesia yang sukses di luar negri

« Kembali

Mereka, Musisi Indonesia Sukses Go International

Bagi mereka, go international tak lagi sekadar impian atau wacana.

Maya Sofia, Beno Junianto, Tasya Paramitha

Rabu, 19 Desember 2012, 11:05 WIB

DJ Angger Dimas baru saja merampungkan tur solo pertamanya di Amerika Serikat. (facebook.com/AnggerDimas)

DJ Angger Dimas baru saja merampungkan tur solo pertamanya di Amerika Serikat. (facebook.com/AnggerDimas)

VIVAlife – Bagi musisi Indonesia berikut ini, go international (menembus pasar internasional) bukan lagi sebuah impian atau wacana belaka. Menjalani tur di AS, Eropa, dan Australia bahkan sudah menjadi kegiatan rutin yang harus dijalani mereka hampir setiap tahun. Lewat musik, para musisi ini pun berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Siapa saja?

Ya, musisi pertama yang sukses menginjakkan kaki di AS dan Eropa tak lain adalah band beraliran blues asal Jakarta, Gugun Blues Shelter (GBS) atau Gugun Power Trio. Terlepas dari salah satu personel mereka yang berwarga negara Inggris, Jono, Gugun Blues Shelter pada dasarnya mengukuhkan diri sebagai band asal Indonesia.

Memilih genre musik jauh dari mainstream, band yang berdiri pada tahun 2004 ini, mampu menaklukan hati para penggemar musik blues lewat beberapa album mereka, seperti Get The Bug (2004), Turn It On (2007) dan Gugun Blues Shelter (2010).
Sepanjang tahun 2007-2010, band yang beranggotakan Gugun (gitar), Jono (bass) and Bowie (drum) ini pun tampil di sejumlah festival musik blues Eropa, seperti Belfast Jazz & Blues Festival, Colne Blues Festival, dan Skegness Rock & Blues Festival. Mereka juga menjalani tur di beberapa kota di Inggris Raya, selama empat pekan.

Kesuksesan mereka tak berhenti sampai di situ. Pada tahun 2011, Gugun Blues Shelter menandatangani kontrak dengan perusahaan rekaman independen asal New York, AS, Grooveyard Records. Di bawah Grooveyard Records, Gugun dan kawan-kawan merilis album Far East Blues Experience pada awal Januari 2011.
Abum yang berisi kompilasi lagu dari tiga album terdahulu itu, mendapat sambutan hangat dari komunitas blues rock di AS dan seluruh dunia. Album ini bahkan mendapat 4,9 dari 5 bintang di laman Amazon dan mendapat ulasan positif.

“This rocks, big time! Gugun is also a very fitting singer for this genre. Great bluesy vibe and the perfect roughness. I can't find any bad tracks whatsoever on this album. It's solid as a rock from start to finish,” ucap Janne Stark dari FUZZ Mag.

Pada tahun yang sama, Gugun Blues Shelter mendapat kesempatan emas tampil di festival Hard Rock Calling 2011. Di sana mereka tampil di atas panggung utama, sama seperti musisi dunia lainnya, Bon Jovi, The Killers dan Rod Stewart.

Baru-baru ini, Gugun Blues Shelter pun menjalani tur 6 kota di AS.  Tur yang berlangsung  dari tanggal 13-20 November 2012 tersebut, berjalan sukses. “Banyak juga yang nonton, nggak menyangka mereka suka GBS,” ujar personel Gugun Blues Shelter, Jono.

Dari musik blues, nama Indonesia juga ternyata tengah hangat diperbincangkan komunitas musik dance. Ini tentunya tak lepas dari kontribusi seorang DJ sekaligus produser asal Indonesia, Angger Dimas.
Di usianya yang baru menginjak 24 tahun, Angger mampu membuktikan bahwa DJ Indonesia tak kalah mumpuni dengan DJ mancanegara.  Tak tanggung-tanggung pujian bahkan datang dari DJ kenamaan Afrojack.

“Angger adalah produser dan remixer yang hebat!” ujar Afrojack.

Pujian tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Beberapa remix-nya, termasuk Prutataaa milik Afrojack mendapat sambutan hangat dari pecinta musik dance. Bahkan, tak sedikit yang menyebut remix versi Angger lebih bagus ketimbang aslinya. Kemampuannya dalam me-remix juga terdengar pada My Feelings For You dan Levels milik Avicii.

“Angger Dimas, the young mastermind producer from Indonesia teases us all with his new remix of Levels.  His last Avicii remix of My Feelings For You was huge, taking that classic Avicii sound and electrifying it into a mega-banger with a monster drop,” tulis laman Electronic Oasis.

Karier Angger di kancah internasional dimulai saat menandatangani kontrak dengan perusahaan rekaman Australia, Vicious Recordings, awal 2009 dan merilis EP bertajuk Duck Army. Namun kariernya melesat setelah berkolaborasi dengan Vandalism (band)  dalam She Got It.
Bersama dengan salah satu DJ terbaik dunia, Steve Aoki, Angger menjalani tur di AS dan Kanada. Angger juga kerap tampil di Australia dan Selandia Baru, serta berbagai festival bergengsi seperti Tomorrowland (Belgia), EDC (Las Vegas), Electric Zoo (New York), Zouk (Malaysia) dan Nocturnal Wonderland (San Diego).

Angger Dimas juga diketahui berkolaborasi dengan Steve Aoki dalam lagu Steve Jobs yang terdapat dalam album Wonderland milik Aoki. Seperti diketahui album tersebut meraih nominasi Grammy Awards 2013 untuk kategori Best Dance/ Electronica Album.

Angger yang kerap tampil di AS, dalam beberapa tahun terakhir ini, akhirnya menjalani tur solo pertamanya di Negeri Paman Sam. Dalam tur yang berlangsung pada 15 November-1 Desember 2012 itu, Angger tampil di 11 kota, termasuk Washington, Seattle, Los Angeles, dan San Diego.

Selain Angger dan Gugun Blues Shelter, musisi Indonesia lainnya yang juga dikenal hingga mancanegara tak lain adalah Dougy Mandagi. Bagi beberapa orang, nama ini barangkali masih terdengar asing. Namun tidak bagi penggemar band asal Australia, The Temper Trap. Sebab, Dougy adalah vokalis dari band yang terkenal lewat lagu Sweet Disposition tersebut.

Dougy Mandagi yang besar di Melbourne dan saat ini menetap di London, memang sering dikira sebagai orang Filipina. Padahal kenyataannya, Dougy berasal dari Indonesia.
Kesuksesan yang diraih Dougy tak diperoleh dalam dalam waktu singkat. Ia pernah menjadi seorang pengamen di Australia sebelum akhirnya membentuk band The Temper Trap bersama Jonathon Aherne dan Toby Dundas.

Lagu Sweet Disposition yang dirilis The Temper Trap pada tahun 2009, sukses menyita perhatian dunia. Selain menjadi soundtrack film (500) Days of Summer, lagu ini juga berhasil menduduki tanggal lagu di Inggris, Irlandia, Australia, Jepang, serta menempati peringkat 9 tangga lagu Alternatif Billboard.

Di tahun 2012, popularitas The Temper Trap semakin tak terbantahkan. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan Best Group dan Best Rock Album yang mereka raih dalam ajang ARIA Music Awards.  Di tahun ini pula, The Temper Trap juga mendapat kesempatan menjadi band pendukung dalam tur Coldplay di Australia dan Selandia Baru.

Sebagai vokalis The Temper Trap, Dougy pun diwawancara oleh Coldplay.com mengenai keterlibatan mereka dalam tur salah satu band ternama Inggris tersebut.  Tak hanya diwawancara oleh Coldplay.com, Dougy juga pernah diwawancara salah satu surat kabar Inggris ternama,The Guardian.

Sukses Lewat Jalur Indie

Sementara itu pengamat musik Bens Leo menilai, kesuksesan Gugun Blues Shelter menginjakkan kaki di kancah musik internasional tak lepas dari karier mereka yang diawali sebagai band independen. Menurutnya, band independen atau band indie lebih memiliki keuntungan.

“Band indie seperti GBS memiliki kebebasan  sendiri untuk promosi, manggung dan sebagainya. Beda dengan band label yang memiliki keberbatasan dengan aturan,” ujar Bens.

Menurut Bens, band indie biasanya masuk lewat komunitas seperti acara-acara kampus dan SMA. Mereka juga rajin mempromosikan hasil karya mereka lewat YouTube dan festival musik.

"Memang itulah band indie. Masuk dari komunitas bawah dan tiba-tiba berprestasi keluar negeri," ucapnya.

Khusus GBS, Bens mengakui bahwa band tersebut tak hanya dikenal publik Tanah Air. Mereka juga memiliki penggemar di Inggris, Eropa, dan Amerika.

"Kualitas mereka manggung, aransemen keren dan bagus. Pasti penonton sangat menanti jika mereka manggung," katanya. (adi)